Kamis, 25 Juni 2009

Play to Win

Kita harus memiliki mental "Play to win" atau bermain untuk menang dan bukan "play not to lose" atau bermain untuk tidak kalah.
Sepertinya sederhana dan punya makna hampir sama ...tapi hasil akan berbeda. Karena pengertian "play not to lose" hanya memberikan kita semangat untuk sekedar bertahan, bukan jadi pribadi yang sukses sesungguhnya.
Ibaratnya bagai bermain sepak bola kalo kita ingin Play to win pasti kita akan berusaha mencetak gol sebanyak-banyaknya agar menang. Sedangkan bila kita punya prinsip "play not to lose" kita hanya berusaha mati-matian menjaga gawang agar tidak kebobolan.
Mungkin bila dalam kamus kita ada kosakata yang serupa dengan Play not to lose sebaiknya diganti saja. Misalnya daripada menggunakan istilah "mencoba setidaknya tidak gagal" diganti dengan "mencoba untuk berhasil".
Motto "Berjuang meraih surga" lebih baik daripada "berjuang untuk tidak masuk neraka"...karena untuk ungkapan yang kedua biasanya kita hanya melakukan ibadah seperlunya yang wajib-wajib saja atau standar. tul gak?

Kenapa manusia bisa berpikir seperti itu, ternyata saya juga baru ngeh bahwa otak manusia hanya berasosiasi dengan kalimat positif saja.
Misalnya : bila kita diminta untuk jangan memikirkan topi berwarna merah...secara otomatis otak kita sudah memvisualisasikan topi merah walau sudah berusaha memejamkan mata sekalipun.
Sejak itu kalimat yang saya gunakan ke anak juga saya edit dulu dalam hati apakah sudah memiliki asosiasi yang positif.
Saya baru sadar kalau anak saya suka melempar-lempar barang karena dulu saya peringatkan dia dengan ucapan " jangan dilempar ya Nak!"
Walhasil bisa ditebak hasilnya anak saya tetap senang melempar apapun sampai saya gemes sendiri ihhh.
Saya coba ganti dengan ungkapan lain " pegang terus ya nak, atau simpan di tempatnya lagi"
Alhamdulillah Luar biasa....anak saya lebih nurut mengikuti kata saya...
Berarti selama ini bukan anak saya yang salah...tapi saya hehe...

Tidak ada komentar: