Catatan Bunda Alif

Senin, 29 Juli 2013

Strategi Punya Rumah tanpa Riba



Mungkin yang saya ungkapkan ini pahit dan gak enak didengar buat sebagian orang tapi demi kebaikan dunia dan akhirat kita bersama terutama untuk yang masih terkait dengan riba. Saya minta maaf duluan deh sebelum baca.
Banyak pertanyaan/opini seputar kepemilikan rumah dengan Kredit KePemilikan Rumah (KPR) alias cicilan pake bunga, yang sudah tahu jangan ketawa ya!karena faktanya inilah opini dan pertanyaan yang selalu saya hadapi sehari-hari:

  • Kalau kredit kita lancar kata ustadz X itu gak termasuk riba mbak. Kecuali macet | saya gak tahu ustadz mana yang punya paham itu, tapi patokannya kembali deh ke Al Quran dan hadist!
  • Kalau gak beli sekarang harga property naik terus mbak, gimana dong?|  gak Cuma property aja yang naik, semua juga jadi ikutan naik, tapi apakah alasan ini jadi halal?
  • Dengan gaji/penghasilan saat ini gak mungkin beli cash untuk punya rumah, gimana dong? | ya memang gak bisa cash, tapi masih tinggal disebuah tempat yang namanya rumah kan?
  • Kan bunganya kecil, kalau kurang dari 5% bukan termasuk riba? | menurut Anda kalau sapi sekilo dikasih bumbu babi beberapa gram lalu diaduk-aduk apakah masih bisa dianggap halal?
  • Daripada ngontrak atau tinggal di mertua indah mending punya sendiri walau nyicil | benarkah akan menjadi milik Anda.
  • Dengan punya cicilan , kerja jauh lebih bersemangat? | menurut Anda mana yang lebih bahagia, bayar cicilan atau bayar sedekah?
  • Saya kan hanya pinjam alias korban dan tidak meminjamkan dengan bunga, berarti gak dosa dong? |kalau gak ada yang mau pinjam/kesempatan meminjamkan apakah riba bakal terjadi? Rasulullah saja bersabda bahkan yang menjadi saksinya pun dosanya sama saja.

Satu hal yang perlu diingat jika Allah melarang sesuatu mana mungkin  Allah tidak memberikan solusi atau alternatifnya. Masalahnya apakah kita mau mencari solusinya?

Saya beri beberapa fakta ya tentang bagaimana bank menghisap darah kita dengan system ribanya.

Biasanya bank mensyaratkan DP/uang muka 20-30%. Andai Anda memiliki uang 60 juta dan syarat DP 20% maka nilai rumah maksimal yang bisa dimiliki jika bayar DP 50 jt adalah 250 jt. Ya iya dong perlu ada sisa 10 jt disisain buat biaya lain-lain.
Anda bukan Cuma sekedar menyiapkan uang DP tapi perlu biaya balik nama, biaya adm bank, biaya provisi, akta pengikatan, akta jual beli, pajak pembelian, katakanlah kurang lebih mungkin 10 juta an atau bisa lebih. Dan jika Anda berniat mencicil untuk jangka waktu 10 tahun, bunga KPR sekitar rata-rata 7-9% fix setahun atau 12-20% floating. Ambil tengah-tengah misalnya yang disetujui 8% fix.
Bunga 200 jt x 8% x 10 tahun= 160 jt
Jadi yang harus anda bayar total adalah 60 jt plus pinjaman 200 jt plus bunga 140 jt adalah 420 jt. Anda mencicil 3,5 jt an/bulan.
Sampai disini Anda belum merasa rugi, toh masih berpikir harga tanah juga akan naik bahkan jauh lebih besar setelah 10 tahun. OK gpp.

Fakta lain adalah jika Anda tidak sanggup mencicil maka bank akan menarik paksa rumah kesayangan Anda tersebut tidak peduli berapapun sisa cicilan Anda ,tinggal 1 atau 2 tahun lagi. Kecuali katanya Anda sebagai peminjam meninggal dunia, maka asuransi yang akan bayar. Tiada lagi sisa-sisa cucuran keringat yang Anda perjuangkan selama ini jika Anda belum meninggal. Dan anda tak memiliki secuilpun uang untuk ngontrak karena sebelumnya udah ngotot habis2an untuk nyicil rumah yang mimpinya akan Anda miliki. Oh no..

Fakta lain adalah pada saat mencicil sesungguhnya apa yang anda bayar diawal itu sebagian besar adalah bunga .
Skemanya seperti diagonal belah ketupat seperti ini:
Skema cicilan.jpg
Artinya jika Anda ingin melunasi hutang KPR lebih cepat maka Anda masih mendapati pinjaman pokok yang cukup tinggi untuk dibayar dan potongan bunganya hanya sedikit. Jadi kalau Anda berusaha menjual rumah tersebut, maka pinjaman pokok yang harus Anda lunasi masih banyak, karena porsi paling besar pembayaran awal adalah bunganya.

Fakta lain, bank sangat tahu betul dengan siapa mereka berhubungan. Biasanya pada saat sebelum masuk sita  yang paling Anda pikirkan adalah nasib keluarga dan orang yang Anda cintai. Atau mereka meminta nama atau keluarga terdekat yang bisa dihubungi. 

Tujuannya adalah untuk mendesak Anda secara psikologis untuk membayar apapun caranya, karena kecenderungan orang Indonesia gak enakan demi nama baik. Jangan sampai tetangga, mertua/ortu/saudara sampai tahu ada punya masalah.Yang terjadi adalah pembiayaan karena  panik (panic financing). Anda akan berani berhutang kepada orang lain berapapun bunganya untuk menutupi. Kemudian Anda berjanji untuk segera melunasinya pada orang lain walau Anda tak tahu bagaimana caranya saat itu. Akhirnya tanpa terasa tutup lubang gali danau lah yang terjadi. Hutang Anda dimana-mana demi mempertahankan tempat tinggal kesayangan.

Bahkan mungkin ada cara lain yang lebih criminal yaitu korupsi /mencuri atau mencari jalan lain yang tak halal. Sebaik-baiknya tupai meloncat maka akan ketahuan juga. Anda terancam masuk penjara. 

Bahkan jika iman lemah maka  ada loh yang nekat jual organ tubuh untuk bayar hutang, ribut dengan pasangan hingga bercerai atau tega membunuh orang lain atau bunuh diri saking sudah gelapnya jalan keluar yang harus di capai. Mungkin ada yang bilang kondisi ini lebay diceritakan..tapi ketemu ama orang macam begini banyak banget semenjak saya dan suami tanpa sengaja menjadi penasehat orang yang terlilit hutang.

Artinya hutang akan menjadi tuan Anda alias Anda pada saat itu diperbudak oleh hutang walau bangsa kita sudah merdeka sejak tahun 1945.
Pemerintah belum sadar bahwa penyebab kriminalitas bukan sekedar kemiskinan saja tetapi hutang riba.
Fiuh…

Sekarang coba kita pikirkan alternative lainnya.
Setelah saya survey ternyata harga kontrakan atau sewa rumah sekitar 5-10 % dari harga rumah. Maka Anda harus pintar-pintar memilih yang murah dan sesuai kebutuhan Anda sementara. Andai uang Anda yang 60 juta itu untuk ngontrak dan sewanya dari rumah idaman Anda hanya 5% dari harganya artinya setahun Anda menyewa 12,5 jt pertahun. Mungkin jika Anda mengontrak lebih lama pemilik akan senang  dan bisa lebih murah, dengan 60 jt anda bisa menyewa selama 4,5- 5 tahun.

Jika Anda disiplin untuk menabung, anggap mencicil rumah Rp 3,5 jt x 5 tahun x 12 bulan maka Anda berhasil mengumpulkan 210 juta senilai pinjaman pokok yang Anda butuhkan. 
Bisa jadi penghasilan Anda meningkat, jikalau penghasilan menurun Anda juga gak bakal  sepanik seperti memiliki cicilan di bank. Anda masih tidur nyenyak walau masih di rumah kontrakan, toh kalau belum kebeli bisa ngontrak atau beli yang lebih murah tapi cash.

Tentunya angka tabungan ini dikhawatirkan tergerus inflasi kan? Maka jangan tabung di bank konvensional. Anda bisa menabung dalam bentuk emas/logam mulia. Kenaikannya bisa sama atau lebih besar dari angka inflasi. Satu dinar emas jaman dulu sampai sekarang bisa sama-sama beli 1 ekor kambing. Mungkin bisa jadi tabungan Anda sudah bisa mencukupi untuk membeli rumah sebelum 5 tahun atau membeli dengan ukuran yang lebih besar.

Jadi mana yang akan Anda pertimbangkan? Pake hutang riba dengan ancaman kehinaan di dunia dan kekal abadi selamanya di neraka  atau tanpa riba sehingga mendapatkan ketenangan jiwa dan keberkahan.
Ini bukan kata saya atau ustadz tapi firman Allah :
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS Al Baqarah : 275)

Kadang nafsulah yang menggoda kita…seolah-olah dunia ini harus kita miliki untuk kita nikmati. Padahal masih banyak cara lain andai kita mau bersabar. Konsepnya bukan kaya atau miskin tapi lapang atau sempit. Sebenarnya hal ini bisa diterapkan untuk kepemilikan lain seperti kendaraan, benda-benda dunia lainnya.

Bagaimana Anda memandang, apakah hutang riba adalah sebuah anugrah atau musibah?
Hai orang-orang yang beriman, Allah tidak membutuhkan hartamu tapi ketakwaanmu.
Jika merasa bermanfaat maka silahkan bagikan kepada yang lain.

Selasa, 27 Desember 2011

Tanyalah Pada Orang Yang Tepat

Usai memenangkan sebuah pertempuran, seorang jenderal di sebuah kerajaan China kuno membawa pasukannya pulang ke kota raja. Agar cepat sampai tujuan dia memerintahkan pasukannya mengambil jalan pintas hingga tiba di pinggir sebuah sungai yang cukup lebar. Sang Jendral kemudian bertanya kepada seorang anak kecil yang sedang bermain di tempat itu.

"Nak, bisa tidak kuda-kuda saya melewati sungai ini?" tanyanya.

"Bisa," jawab anak kecil itu dengan sangat yakin.

Jendral itupun memerintahkan pasukan untuk menyeberangi sungai itu. Makin ke tengah air makin dalam hingga Jendral dan pasukan berkudanya hanyut terbawa arus. Dengan susah payah Jenderal ini menyelamatkan diri dengan berenang ke pinggir. Di pinggir sungai dia bertemu lagi dengan anak kecil tadi.

"Hei anak kecil,..! tadi kamu bilang kami bisa menyeberang sungai ini," katanya dengan penuh amarah. "Mengapa kamu bohong?"

"Saya tak tidak bohong," jawab anak kecil itu tenang. "Saya melihat kudamu besar-besar dan saya yakin kudamu bisa menyeberang. Bebek saja yang tubuhnya jauh lebih kecil bisa dengan mudah menyeberang sungai ini," jawab anak ini tanpa rasa bersalah.

Cerita Cina kuno ini juga sering terjadi pada seorang entrepereneur ketika sedang menghadapi masalah. Dia bertanya kepada seseorang yang dia anggap bisa menjawab masalahnya. Tetapi baru tahu bahwa jawabannya itu salah setelah masalah semakin dalam karena mengikuti saran itu.

Beberapa minggu lalu IIBF mengadakan workshop HOW To Debt Free. Banyak pengusaha terlilit hutang dan bercerita tentang kerugian yang dialaminya. "Pak Heppy, saya baru kehilangan uang 4,2 miliar," begitu katanya. "Kok bisa?" tanya beliau singkat.

"Uang itu saya beli property setelah mendengar saran dari seorang trainer bisnis," jawabnya.

Pengusaha ini kemudian panjang lebar menceritakan sejarah usahanya dan kronologis pertemuannya dengan trainer itu. Dari kisah pengusaha ini diketahui bahwa Sang trainer yang memberi saran itu dulunya adalah seorang professional yang dikenal sebagai ahli marketing yang sangat handal. Kemudian mengundurkan diri sebagai professional dan mendirikan sebuah lembaga training bisnis.

Trainer ini telah menolong puluhan perusahaan dengan meningkatkan angka penjualannya. Track Record ini yang membuat pengusaha tadi yakin mengikuti saran trainer itu. Padahal masalah yang dihadapinya bukan masalah penjualan tetapi keputusan untuk berinvestasi.

Atas saran Si Trainer pengusaha itu kemudian membeli property senailai 4,2 miliar dalam bentuk beberapa unit rumah. Akibatnya dia mengalami kesulitan cash flow sehingga mengganggu operasional usahanya.

Salahkah Si Trainer itu? Tidak. Dia tidak bermaksud menjerumuskan pengusaha itu. Bahkan sebaliknya ingin membantu pengusaha untuk keluar dari masalahnya.

Sama seperti anak kecil yang hampir menenggelamkan jendral dan pasukannya tadi. Anak itu tidak bermaksud menenggelamkan jendral dan pasukannya. Dia hanya menyarankan berdasarkan keyakinannya saja setelah membandingkan antara kuda dan bebek. Tetapi dia sendiri tidak pernah mengalami langsung bagaimana caranya menyeberangi sungai itu. Apalagi sampai mengetahui kedalaman air dan kekuatan arusnya.

Agar tidak mengalami hal yang sama seperti jendral itu maka kita harus bertanya kepada orang yang tepat sesuai dengan masalah yang kita hadapi. Ketika saya mengalami kejatuhan usaha dan terlilit utang yang cukup besar saya memutuskan mencari seorang mentor bisnis.( bukan orang yang sekedar mengetahui ilmu atau pengamat, tetapi orang yang sudah melalui proses tersebut dan berhasil).

Pak Heppy pernah berkata dan saya ingat, " mencari ilmu itu harus dengan ilmu". Dengan nasehat singkat itu membuat saya selalu berupaya untuk mencari orang yang tepat untuk bertanya tentang masalah bisnis saya.
Ada yang namanya guru , bisa mentransfer ilmu walau belum pernah mengalami,
Beliau banyak mendapatkan banyak belajar dari buku dan seminar2.
Ada yang namanya pelatih/coach ( membantu mengamati dari helikopter view dan motivator)Ibaratnya kita masang lukisan didinding akan lebih cepat jika dibantu diperhatikan ketepatan pemasangannnya biar gak repot turun naik.

Ada lagi yang namanya mentor, orang yang sudah mengalami prosesnya dan berhasil. Mungkin kalau nanya saran pengalaman strategi terbaik jauh lebih tepat ke dia daripada guru atau coach. Beliau bisa bercerita dalam kondisi apa hal itu bisa dilakukan. Bukan meminta kita coba2 praktek yang dia gak faham. Dan mungkin dia bukan penyampai pesan yang baik seperti guru, tapi tidak ada salahnya kita memiliki mentor juga selain guru dan pelatih.

Selasa, 18 Oktober 2011

Membangun Kekayaan

Kaya adalah sebuah perjalanan. Konsep membangun kekayaan pribadi, keluarga, perusahaan dan negara adalah sama, yaitu sama-sama sederhana. Sederhana tidak harus mudah dilakukan, tetapi rumit pasti tidak mudah.

Ada 4 hal yang harus dilakukan:

  1. Meningkatkan income

Banyak orang ingin membangun kekayaan hanya berhenti di sini. Mereka beranggapan bila penghasilan meningkat saya bisa banyak menabung. Tapi hal ini tidak terjadi. Begitu juga pengusaha berpikir kalau sudah punya banyak cabang pasti saya sudah kaya, padahal kenyataannya hutang mereka semakin bertambah. Income yang besar tetap tidak membuat mereka kaya karena mereka lupa untuk :

2. Simplicity =Hiduplah semurah mungkin

Cara menahan gaya hidup kita agar tetap sederhana.

Orang Indonesia rata2 punya konsep sukses bila kita berhasil membeli sesuatu, padahal orang cina punya konsep sukses bila mereka berhasil menjual sesuatu.

Di kantor, rumah atau negara harus bisa simplicity kalau mau kaya.

Sebelum kita menaikkan income pastikan hidup semurah mungkin.

Memang bukan test yang sederhana karena dimana-mana penawaran belanja begitu menggiurkan.

3.Meningkatkan tabungan

Tidak ada orang yang bisa menabung bila mereka tidak bisa melakukan simplicity.

Fungsi tabungan:

a. Suspensi: untuk menghadapi hal-hal yang tidak terduga kita inginkan terjadi didalam bisnis. Jangan dikira pengusaha omzet milyaran punya tabungan, mereka juga belum tentu punya.

b. investasi

4. Meningkatkan investasi

Semakin besar investasi maka semakin besar income kita.

Investasi juga ada ilmunya dan akan saya bahas khusus dilain kesempatan. Investing is not emotional sport but intelectual sport. Banyak orang kehilangan uang karena tidak sabar dan salah investasi.

Ada 3 mental orang dalam menyikapi UAng

  1. Mentalitas miskin

Fokusnya hanya spending/belanja berapapun incomenya. Dan berakhir sebagai orang miskin. Orang ini tidak peduli berapa harganya, yang penting bisa mencicil.

Mereka sanggup pinjam 25 ribu dan dicicil setiap hari selama 30 hari. Artinya mereka berani bayar sesuatu dengan bunga tinggi (20%) dan hanya orang bermental miskin yang sanggup melakukannya.

2.Middle class

Mereka berpenghasilan sangat tinggi. Tidak hanya pejabat, self employee tetapi juga para pengusaha.Mereka akan membeli yang sifatnya kewajiban-kewajiban /liabilitas seperti rumah dan mobil mewah yang akan jadi pengeluaran tiap bulan. Gonta ganti mobil, banyak beli barang mahal karena prestise dan sebenarnya gak penting.Orang ini fokusnya lifestyle. Dan berakhir menjadi orang miskin juga. Orang ini tidak bisa membedakan orang yang kaya dan kelihatan kaya, orang sukses dan kelihatan sukses. Berapa banyak pengusaha yang belanja dengan sesuatu yang sebenarnya tidak mampu membayar tetapi mereka membelinya.

3. Mental Orang kaya

Apapun yang diterima dia akan membeli aset. Aset ini menjadi income buat dia dan jadi aset lagi dan jadi income lagi dst. Makanya orang kaya semakin kaya.

Fokusnya adalah invest, invest dan invest. kalaupun mereka punya pengeluaran tetapi tidak kehitung alias bisa diabaikan karena hidupnya/biayanya murah sekali dibanding kekayaannya.

Kalau kita renungkan sesungguhnya islam mengajarkan kita untuk belanja, lifestyle atau invest?

Ternyata islam mencela orang yang boros/belanja dan bermegah-megahan. Rasullullah hebat, karena kalau Rasul harus lifestyle pasti baginda akan membangun jembatan raksasa dan gedung yang tinggi, tetapi itu tidak dilakukan dan yang dibangun adalah KARAKTER/akhlak. Karena invest tidak akan terjadi kalau kita tidak disiplin, tidak bisa hidup sederhana , tidak memiliki komitmen dan tidak punya karakter unggul. Kenapa Rasullullah berbisnis sebelum jadi Rasul karena Bisnis adalah ilmu kehidupan. Semua akhlak terbaik harus dimiliki dalam berbisnis dan ajarannya tentang akhlak yang sempurna diakui kebenarannya sampai pada umatnya sampai sekarang.

Allah dan Rasul tidak berbicara banyak atau sedikit, tapi lapang atau sempit. Banyak orang yang penghasilannya tinggi tapi merasa sempit dan kadang benar2 sempit dibalik jeruji alias tidak berkah.

Sukses bisnis ada resepnya dan uang tidak termasuk di dalam resep bisnis.

Contohnya adalah dalam resep pisang goreng, bahan bakar/minyak tanah tidak termasuk dalam resep tapi diperlukan untuk buat pisang goreng. Terlalu sedikit (pake lilin) gak akan matang2 apalagi kalau pisang gorengnya 5. Terlalu banyak sehingga apinya besar akhirnya juga gosong. Begitu juga uang.

Uang yang terlalu sedikit untuk proyek yang besar kadang membuat proyek itu terputus di tengah jalan dan tidak jadi apa-apa.

Tapi semakin banyak uang, maka semakin banyak kesalahan berbisnis yang bisa kita tutupi. Sehingga seharusnya masalah kita bicarakan dan selesaikan tidak dibahas, tidak dipikirkan dan diselesaikan. Karena mudahnya kita mendapatkan uang, entah itu dari tabungan sendiri, pinjaman bank, pinjaman orang lain yang bunga 5%,10%,20%.

Contohnya ketika sales tidak mencapai target, ketika piutang tidak tertagih, ketika team tidak dapat menyelesaikan tugas tepat waktu, ketika pendapatan tidak dapat menutupi biaya yang harus dikeluarkan, maka dengan easy money dan easy credit anda akan merasa baik-baik saja. Ini karena selalu dapat menutup kekurangan cash flow tanpa melakukan perbaikan kinerja, sehingga rendahnya sales tidak mempengaruhi psikologi perusahaan, dan team anda seolah-olah mendapatkan pesan "mencapai target sales tidak penting di perusahaan ini"

Oleh karena itu banyak pengusaha yang memimpin bisnis dengan uangnya bukan dengan waktu dan keterampilannya.

Uang yang terlalu mudah membuat kita bodoh.

Ternyata orang yang sukses bisnis kebanyakan adalah orang yang memulai dengan modal yang sangat-sangat sedikit.

Kapan kita menggunakan hutang.

- Pada saat awal kita harus memulai dengan uang kita sendiri. Kalau uang kita tidak cukup maka kita bisa mengundang investor (bekerjasama dan berbagi hasil) seperti yang dicontohkan Rasullullah SAW.

- Ketika growth kita bisa gunakan bank.

Permasalahannya banyak orang memulai bisnis dari awal dengan bank, sehingga bisnisnya kacau balau.

Ciptakan bisnis yang sehat. Banyak orang yang ingin memulai sendiri tapi gak punya uang tidak mau mengundang investor dan cenderung memilih bank. Buat saya lebih baik punya 20% tapi diamond daripada 100% tapi sirkon. Kalau sudah berhasil kita bisa memulai dengan bisnis yang lain.

Ketika kita hutang ada 2 macam jenis hutang:

  1. GOOD DEBT (Hutang bagus) : hutang yang membuat kita lebih kaya dari sebelumnya.
  2. BAD DEBT (Hutang jelek): hutang yang harus kita tinggalkan karena akan mengantar kita menjadi orang yang lebih miskin.

Apakah semua investment debt (hutang investasi )adalah good debt?

Jika Investasi tersebut bisa membiayai dirinya sendiri kategorinya adalah GOOD DEBT.

Jika Investasi tsb tidak bisa membiayai dirinya sendiri kategorinya adalah BAD DEBT.

Salim group dan ASTRA jangan dikira tidak pernah susah, pada saat ada salah satu anak perusahaannya gak jalan, maka mereka tidak mau pusing2 mempertahankannya dengan nombokin. Mereka akan tutup, tapi kebanyakan pengusaha kalau kondisi seperti itu akan mempertahankannya mati2an dengan harapan besok2 bisa lebih untung dan mereka suntik terus modal dari hutang bank.

RIBA is always , always always BAD DEBT

Dan lawannya RIBA adalah syariah. Orang yang pakai riba pasti dan PASTI akan jatuh dan akan diperangi ALLAH dan rasulNya. Karena RIBA termasuk dosa besar, bagaimana orang yang sholat mau sukses kalau dia setiap hari selalu melakukan dosa besar. Bagi yang sudah terlanjur, HIJRAHlah .

Ada 3 kebingungan umat islam saat ini:

  1. Syariah adalah pilihan padahal syariah itu WAJIB dan RIBA itu unegotiable buat semua orang yang mengaku dirinya bertaqwa. Jika kita tidak bisa meninggalkan itu percuma kita bisnis. Kalau anda tahu undang2 perbankan yang sebenarnya pasti akan memilih bank syariah daripada bank konvensional karena hanya bank syariah yang mau menanggung kerugian nasabah sebesar pinjaman yang diberikan. Tapi hal ini tidak diungkapkan kepada para nasabah oleh bank2 yang mengaku-aku syariah. Saya punya hardcopynya kalau ada yang perlu.
  2. saya akan berhenti berhutang riba kalau sudah sukses, sama saja artinya dengan saya akan minum air putih setelah sehat dengan minum air comberan. Padahal air putih itulah yang membuat diri kita sehat.
  3. Mana ada jaman sekarang gak pakai hutang padahal dimana-mana bank itu juga RIBA. Pola pikir ini bukan hanya dimiliki para pengusaha untuk menjalankan bisnis, karyawan bilang "kapan punya mobil dan rumah kalo gak nyicil", tapi bangsa yang kaya raya ini pun pemimpinnya gak luput kecanduan ngutang. Kalau Allah dan Rasul menyatakan RIBA itu haram, maka tidak mungkin tidak disediakan jalan keluarnya. Allah Maha Mengetahui akibatnya yang begitu buruk bila orang terlilit hutang. Orang terlilit hutang riba itu kadang-kadang tidak bisa membedakan halal dan haram lagi. Segala cara bahkan yang keji sekalipun bisa dilakukan. Mereka sanggup bunuh diri, bunuh anaknya, bunuh orang lain, jual ginjal atau matanya, jual anaknya, korupsi, dll.Pokoknya Allah benar2 menghinakannya di dunia karena kita tidak mau membaca dan meyakini firman Allah. Naudzubillah. Padahal Al Quran itu adalah kitab yang tidak ada keraguan (laa raiba) didalamnya bagi yang bertaqwa.

Kenapa kita harus mengenal Bad debt dan Good Debt, karena Bad debt is slavery/perbudakan. Akhirnya Anda semua tahu niat IMF masuk ke Indonesia tidak dengan tulus. Walau kadang gak masuk akal bahwa negeri yang sangat kaya raya ini bisa kesulitan bayar hutang.

Sabtu, 29 Januari 2011

MEMBERI PERHATIAN 100%

Ada cerita menarik saya gak berani bilang fakta kuatir angkanya gak akurat kuatir ada pilot juga disini, tapi kurang lebih begini, bahwa sebuah pesawat dengan landasan pacu 2 Km agar bisa terbang minimal harus terbang dengan kecepatan 350 KM/jam. saat dicoba dipacu dengan kecepatan 349 km/jam atau 99,78% dari yang diharuskan maka yang terjadi bukan hanya pesawat itu tidak bisa terbang. Tetapi pesawat itu mengalami kecelakaan.

contoh lain bila power on setang motor kita bermasalah, maka kita harus menyelahnya dengan kaki. kita coba selah dengan 30% dari kemampuan kita apakah bisa nyala?ternyata tidak, bagaimana dengan 70% dari kemampuan kita..ternyata hasilnya sama. Bagaimana saat kita coba sekuat tenaga 100%, insyaAllah menyala.Maka dalam hal apapun lakukanlah sepenuh hati (100%) atau tidak samasekali karena anda tidak akan mendapatkan apapun (0%)

Masih belum percaya?coba katakan pada pasangan Anda, "Sayang aku mencintaimu 100%", pastilah dia akan senang dan berusaha pula membahagiakan Anda.Tapi coba Anda bilang padanya,"sayang cintaku padamu hanya 90%". Apa yang terjadi? minimal dia kesal,maksimal berbuntut perceraian. ada apa dengan yg 10% dan buat siapa?. Dia pasti juga akan mencari2 kelemahan Anda.

Sama halnya dengan melakukan usaha, kita gak bisa asal-asalan, setengah2. karena bisnis kita akan mandeg, udah bagus banget kalo gak rugi.

Bisnis ibarat bayi/anak kita, butuh perhatian. Kalo gak diperhatikan bisa jadi dia minta perhatian orang lain dan pindah ke orang lain, bisa jadi kompetitor kita malah yang merhatiin dan akhirnya pindah ke mereka yg lebih perhatian dari kita.Sebagai Entrepreneur kita harus TAKE INITIATIF 100% untuk memberi perhatian. Karena kalau kita gak perhatian, maka itu juga bukan jadi hal yang penting/perhatian buat tim/anak buah kita.

Kalo kita gak perhatian dengan target, angka2, penjualan, customer satisfaction,nilai2 perusahaan (value: taqwa, jujur, disiplin dsb) dll,maka itu juga tidak akan jadi perhatian tim kita, anak buah kita.

Jadi kalau penjualan turun, SDM gak loyal /disiplin, kekurangan modal..kenalilah itu sebagai gejala ..bukan masalah. Jadi jangan salahin anak buah/tim kita kalo mereka juga begitu. Karena masalah ada pada diri kita sendiri.

Kalau bos mungkin kerjanya cuma marah2 aja, nyalahin orang lain.Kenapa omzet turun, kenapa gak disiplin, kenapa rugi, kenapa-kenapa sampai 1000X?dan biasanya tim kita juga gak kalah pinter dengan seribu alasan.Yuk daripada marah2 maka kita intropeksi diri kita sendiri.

Entrepreneur adalah seorang pemimpin bukan BOS. Bahasanya BOS dan pemimpin juga berbeda.Bila seorang BOS bilang,"PERGI!"maka seorang pemimpin bilang," Ayo kita pergi"

Pemimpin itu tahu jalan, menunjukkan jalan dan membangun bersama.

Makanya entrepreneur harus memimpin dengan keteladanan atau contoh. Gak mesti kita kerjain semuanya..karena itu juga gak bener.Tapi setidaknya tim kita tahu bahwa kita sangat2 Care dengan hal itu. Contoh perbuatan adalah lebih powerfull dibandingkan kata2. Entrepreneur memimpin dengan waktunya bukan uangnya.dan makanya menjadi entreprenerial leader itu gak bisa jadi jabatan part time tapi FULL time JOB.

Sebenarnya kita bisa belajar dari Rasullullah SAW, beliau membangun agama bukan dengan uangnya tapi dengan keteladanan sehingga getarannya terasa sampai pada umatnya saat ini. Bagaimana para sahabat sampai begitu mencintai beliau dan perform banget lah dalam hal apapun, walaupun setelah beliau wafat.

Jika kita tidak dengan secara sadar membangun kebiasaan baik, maka tanpa sadar kita sedang membangun kebiasaan buruk.

Jika kita tidak dengan sadar membangun kekayaan, maka tanpa sadar kita sedang menggali kemiskinan.

What U focus it will expand. Itulah The power of focus.Maka lakukan dengan sepenuh hati atau tidak samasekali.Lakukanlah 100% atau 0%.Are U ready?

Selasa, 30 November 2010

SELF SABOTAGE

Kenapa ada yang tidak berubah sama sekali usahanya?

Salesnya turun naik seperti yoyo. Kenapa sales kita tidak bertumbuh karena masalah kita berbeda satu sama lain. Tapi bila mereka bisa, maka kita bisa juga.

Allah tidak akan mengubah nasib kita bila tidak kita sendiri yang mengubahnya.

harus dicermati beberapa hal yang bisa mensabotase diri atau Self Sabotage, diantaranya:

1. Child – Help Me, I’m Stuck!

Seperti anak2, ayo bantuin saya nih gak bisa ngapa2in. Kalo anak kecil dikasih makan tapi gak dimakan karena gak ada yang nyuapin, gak ada yang gendong. Seolah-olah semua tanggung salah ada disana. Oh harusnya dia kasih saya modal eh salah juga..oh harusnya dikasih manajer sekalian. Begitulah anak2. Harusnya tidak jadi salah siapapun.

2. Victim - Can Create Good Story For Their Reason

Memposisikan diri sebagai korban bukan sebagai orang yang bertanggung jawab pada diri sendiri. Victim ini paling pinter membuat kisah alasan kegagalannya. Gimana penjualannya?target kita tidak tercapai karena 3 hari kemarin hujan terus. Maaf pak, kemarin orang gak beli karena orang sibuk nonton piala dunia dsb.

Ada terus masalah diluar sana. Mereka fokus pada masalah bukan peluang.

3. Drama Hook – Addiction for Boring

Mohon maaf banyak training tidak menghasilkan apa2 dan ini yang sering dibangun. Ada konsep Wifle (orang yang senang dengan cerita yang melankolis) cerita tentang keberhasilan tetapi sesungguhnya tidak berhasil.

Contoh: wah bu, orang-orang antusias sekali dengan cara ini, banyak yang respon ada yang sms sampai nelpon bahkan sampai saya kehabisan pulsa. Tapi pas ditanya berapa penjualannya : maaf bu gak ada yang terjual.

Jangan kasih saya cerita, angkanya mana?..ini bisnis..kasih angka bukan cerita.

Ada orang yang ceritanya hebat terus tapi gak kemana2. Kita terpesona dgn ceritanya.Konsepnya harus jujur brutal, kita membicarakan masalah. Show me the number, the number will tell everything.

4. Artist – Do Thing to Pleasure Other People

Orang yang melakukan sesuatu hanya untuk menyenangkan orang lain.

5. Comfort Zone

Orang yang malas berubah. Aduh saya gak biasa nelpon orang. Berapa banyak pebisnis yang segan menelpon orang. Telpon itu juga keterampilan, kalo terlalu sering nelpon orang juga orang akan marah. Kalau kita gak nyaman nelpon, maka orang juga gak akan merasa nyaman ditelpon.

Gak enak kenalan ama orang baru, gak biasa cara itu dsb.

6. Learned Helplessness – Elephant and the Chain

Orang yang merasa saya kemana2 gak ada hasilnya. Karena dia sudah merasa ikut training dimana-mana. Orang yang gak punya harapan lagi.

Cerita gajah dirantai. Bangun jatuh lagi bangun jatuh lagi. Akhirnya kaki di ikat tali rafia dia anggap itu masih rantai dan dia gak mau bangun lagi.

7. Path of Least Resistance – Maybe if I Have Another …

Orang yang selalu berpikir mungkin nanti aja kalo ada bisnis yang baru, nanti deh. Guru yang lain aja deh.dst

Adakah diantara kita punya satu sikap diantaranya.

Ingatlah perjalanan Siti Hajar berlari-lari mencari air dari Safa ke Marwah bolak-balik dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan menolong hambanya. Maka akhirnya air itu ditemukan di bawah tapak kaki Nabi Ismail. Bukan di Safa dan bukan di Marwa.

Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. (At Thalaaq 2-3)

Mungkin kita gak tahu dimana rezeki kita, ya udah jalani saja sai seperti Bunda Siti hajar, berusaha dibarengi dengan ketakwaan pada Allah agar termasuk didalam golongan yang dijanjikan Allah mendapat rezeki yang datangnya pada arah yang tidak disangka2.

Dari Abu Hurairah ra,ia berkata; Rasulullah SAW bersabda;sesungguhnya Allah
berfirman;"Aku seperti persangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku beserta hambaKu
bila ia (berdo'a) memanggilKu".

Maka berbaik sangkalah kepada Allah.

Satu hal yang diperlukan adalah kejujuran diri sendiri, karena tidak ada seorangpun yang bisa melihat pukulannya sendiri.Makanya kita harus jujur menceritakan masalah kita, bukan kehebatan kita bila ingin ditolong.Sulit untuk melihat kekurangan kita. Dan minta tolong dikasih tahu.

Tiger wood pegolf kelas dunia, apalagi kurangnya dia. Kalau dia mau mukul dan dia merasa ada yang gak pas maka dia berhenti dan bertanya pada pelatih pada jarak 2 meter, 4 pelatih itu melihat apa kemungkinan yang salah dari tiger wood.

Sabtu, 23 Oktober 2010

Ayo Asah Gergaji!

Seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk memotong kayu dengan gergaji tangan di gudang penyimpanan kayunya. Karena dijanjikan gaji yang lumayan besar dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, membuat si calon pemotong kayu itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.

Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah gergaji tangan dan menunjukkan jumlah tumpukan pohon yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada si tukang kayu Hari pertama bekerja, dia berhasil memotong 15 batang balok berukuran besar. Sore hari, mendengar hasil kerja si tukang kayu, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus, “Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu memotong balok-balok itu. Belum pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu.”

Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si tukang kayu bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil memotong 10 batang balok. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit balok kayu yang berhasil dipotong dengan gergaji. “Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku. Bagaimana aku dapat mempertanggungjawab kan hasil kerjaku kepada majikan?” pikir si tukang kayu merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.

Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, “Kapan terakhir kamu mengasah gergajimu?” “Mengasah gergaji? Saya tidak punya waktu untuk itu. Saya sangat sibuk setiap hari memotong balok-balok dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga,” kata si tukang kayu. “Nah, di sinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan gergaji baru dan terasah, maka kamu bisa memotong balok kayu dengan hasil luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan gergaji yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apa pun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah gergajimu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal. Sekarang mulailah mengasah gergajimu dan segera kembali bekerja!” perintah sang majikan.

Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap terimakasih, si tukang kayu berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah gergaji.

Tanpa sadar, kita pun sering bersikap seperti Si Tukang Kayu. Setiap hari, dari pagi hingga malam hari, sibuk, sibuk dan sibuk, sehingga tanpa sadar 'gergaji' alias kemampuan atau ilmu kita tumpul, produktivitas kita akan terus menurun.

Setiap hari kita bisa saja menemui masalah baru. Tentu masalah ini tak mungkin diselesaikan dengan ilmu yang sama yang menyebabkan kita masuk ke dalam masalah itu. Artinya kita harus terus mengembangkan diri,mengupgrade ilmu kita.

Benar kata seorang teman. Mungkin syaithan tak mampu membisiki kita, menggoda kita untuk berbuat jahat dan maksiat. Namun syaithan akan menyibukkan diri kita, hingga kita tak sempat berpikir mengembangkan diri. Bukankah jika kita menjalani suatu hari yang kualitasnya sama saja dengan hari sebelumnya artinya kita merugi?

Kamis, 02 September 2010

Membangun bisnis dari NOL

Inspirasiku, semoga menjadi inspirasi kita semua.

Oleh Ir. H. Heppy Trenggono, M.Kom. [President Director United Balimuda]


Berbicara tentang memulai bisnis, banyak orang langsung terhenti langkahnya karena merasa tidak memiliki modal untuk memulainya. "Saya sebenarnya ingin menjadi pebisnis, tapi saya tidak punya modal" begitulah kira-kira komentar dari rata-rata para pemula yang saya jumpai, dan modal yang dibicarakan disini maksudnya adalah uang cash yang dimiliki untuk memulai bisnis.

Dalam konteks yang lain, sebuah angka statistik membuktikan bahwa 50% bisnis tutup sebelum ulang tahunnya yang kedua, 80% tutup sebelum ulang tahun yang kelima. Dan yang sangat menarik untuk dicermati, ternyata salah satu sebab mengapa mereka gulung tikar dalam usia yang sangat muda adalah "Easy Money", uang dan kredit yang terlalu mudah didapat. Kok bisa begitu?

Ternyata easy money membuat pebisnis menjadi bodoh. Dengan uang dan kredit yang mudah didapat mereka memiliki kesempatan yang sangat luas untuk menutupi kesalahan-kesalahan dalam berbisnis. Contohnya ketika sales tidak mencapai target, ketika piutang tidak tertagih, ketika team tidak dapat menyelesaikan tugas tepat waktu, ketika pendapatan tidak dapat menutupi biaya yang harus dikeluarkan, maka dengan easy money dan easy credit anda akan merasa baik-baik saja. Ini karena selalu dapat menutup kekurangan cash flow tanpa melakukan perbaikan kinerja, sehingga rendahnya sales tidak mempengaruhi psikologi perusahaan, dan team anda seolah-olah mendapatkan pesan "mencapai target sales tidak penting di perusahaan ini".

Banyak entrepreneur berlari dari satu masalah ke masalah yang lebih dalam karena selalu menutupi kesalahannya dalam berbisnis tidak dengan cara melakukan perbaikan fundamental dalam melakukan bisnis. Ketika bisnis mengalami kesulitan keuangan yang disebabkan oleh kinerja yang payah yang mereka lakukan adalah dengan melakukan restrukturisasi keuangan, dengan memberikan talangan uang cash baik yang diambil dari kocek pribadinya maupun dengan cara menghutang, bahkan banyak di antara yang saya jumpai mereka menutup masalah keuangan dengan cara memakai uang rentenir yang berbunga tinggi.

Mereka memimpin dengan uangnya, sampai satu titik bisnis mereka benar-benar berhenti karena beban keuangan sudah sangat dalam sedangkan kinerja bisnisnya tidak pernah membaik seperti yang dibayangkan. Entrepreneur sukses memimpin perusahaan bukan dengan uangnya tetapi dengan waktunya!

Sebuah kontradiksi, para pemula menganggap bahwa uang adalah kunci sukses bisnis, kenyataannya uang justru bisa menjadi pembunuh bisnis, karena uang yang mudah membuat entrepreneur bodoh. Kalau kita lihat kisah sukses para pebisnis, sebagian besar diantara mereka justru memulai bisnis dengan serba kekurangan modal, inilah yang memaksa mereka selalu berfikir kreatif, karena tidak ada pilihan kecuali harus meningkatkan kinerja perusahaan untuk bertahan hidup dan berkembang.

Mereka memulai usaha dengan modal seadanya, mengumpulkan uang lewat bisnis kecil dan melangkah ke bisnis selanjutnya yang lebih besar. Sebenarnya apa yang mereka lakukan dalam dunia entrepreneurship disebut "Financial Bootsrapping", meminimalisasi uang cash yang diperlukan ketika memulai sebuah bisnis.

Financial bootstrapping bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari cara mendapatkan barang dengan tempo pembayaran yang panjang, berbagi sarana bisnis dengan orang lain, penerapan inventory minimum, dan sebagainya. Banyak buku-buku yang memberikan inspirasi bagaimana anda memulai bisnis dengan modal yang sangat terbatas (mereka menyebutnya modal 0 atau modal dengkul), saya juga baru menyadari bahwa saya melakukan financial bootstrapping ketika memulai bisnis, barangkali itulah sebabnya saya ditulis sebagai salah seorang yang termasuk dalam buku 10 Pengusaha yang sukses membangun bisnis dari 0 terbitan Gramedia.

Cerita yang sangat menginspirasi datang dari Dell Computer yang memulai bisnis hanya dengan US 1.000 dolar, dan dalam beberapa tahun bisa membawa Dell Computer menjadi bisnis dengan skala ratusan juta dollar.

Pertanyaannya "Dapatkah anda memulai bisnis dengan uang cash sejuta sampai sepuluh juta rupiah saja?"

Sumber IIBF