Selasa, 18 Oktober 2011

Membangun Kekayaan

Kaya adalah sebuah perjalanan. Konsep membangun kekayaan pribadi, keluarga, perusahaan dan negara adalah sama, yaitu sama-sama sederhana. Sederhana tidak harus mudah dilakukan, tetapi rumit pasti tidak mudah.

Ada 4 hal yang harus dilakukan:

  1. Meningkatkan income

Banyak orang ingin membangun kekayaan hanya berhenti di sini. Mereka beranggapan bila penghasilan meningkat saya bisa banyak menabung. Tapi hal ini tidak terjadi. Begitu juga pengusaha berpikir kalau sudah punya banyak cabang pasti saya sudah kaya, padahal kenyataannya hutang mereka semakin bertambah. Income yang besar tetap tidak membuat mereka kaya karena mereka lupa untuk :

2. Simplicity =Hiduplah semurah mungkin

Cara menahan gaya hidup kita agar tetap sederhana.

Orang Indonesia rata2 punya konsep sukses bila kita berhasil membeli sesuatu, padahal orang cina punya konsep sukses bila mereka berhasil menjual sesuatu.

Di kantor, rumah atau negara harus bisa simplicity kalau mau kaya.

Sebelum kita menaikkan income pastikan hidup semurah mungkin.

Memang bukan test yang sederhana karena dimana-mana penawaran belanja begitu menggiurkan.

3.Meningkatkan tabungan

Tidak ada orang yang bisa menabung bila mereka tidak bisa melakukan simplicity.

Fungsi tabungan:

a. Suspensi: untuk menghadapi hal-hal yang tidak terduga kita inginkan terjadi didalam bisnis. Jangan dikira pengusaha omzet milyaran punya tabungan, mereka juga belum tentu punya.

b. investasi

4. Meningkatkan investasi

Semakin besar investasi maka semakin besar income kita.

Investasi juga ada ilmunya dan akan saya bahas khusus dilain kesempatan. Investing is not emotional sport but intelectual sport. Banyak orang kehilangan uang karena tidak sabar dan salah investasi.

Ada 3 mental orang dalam menyikapi UAng

  1. Mentalitas miskin

Fokusnya hanya spending/belanja berapapun incomenya. Dan berakhir sebagai orang miskin. Orang ini tidak peduli berapa harganya, yang penting bisa mencicil.

Mereka sanggup pinjam 25 ribu dan dicicil setiap hari selama 30 hari. Artinya mereka berani bayar sesuatu dengan bunga tinggi (20%) dan hanya orang bermental miskin yang sanggup melakukannya.

2.Middle class

Mereka berpenghasilan sangat tinggi. Tidak hanya pejabat, self employee tetapi juga para pengusaha.Mereka akan membeli yang sifatnya kewajiban-kewajiban /liabilitas seperti rumah dan mobil mewah yang akan jadi pengeluaran tiap bulan. Gonta ganti mobil, banyak beli barang mahal karena prestise dan sebenarnya gak penting.Orang ini fokusnya lifestyle. Dan berakhir menjadi orang miskin juga. Orang ini tidak bisa membedakan orang yang kaya dan kelihatan kaya, orang sukses dan kelihatan sukses. Berapa banyak pengusaha yang belanja dengan sesuatu yang sebenarnya tidak mampu membayar tetapi mereka membelinya.

3. Mental Orang kaya

Apapun yang diterima dia akan membeli aset. Aset ini menjadi income buat dia dan jadi aset lagi dan jadi income lagi dst. Makanya orang kaya semakin kaya.

Fokusnya adalah invest, invest dan invest. kalaupun mereka punya pengeluaran tetapi tidak kehitung alias bisa diabaikan karena hidupnya/biayanya murah sekali dibanding kekayaannya.

Kalau kita renungkan sesungguhnya islam mengajarkan kita untuk belanja, lifestyle atau invest?

Ternyata islam mencela orang yang boros/belanja dan bermegah-megahan. Rasullullah hebat, karena kalau Rasul harus lifestyle pasti baginda akan membangun jembatan raksasa dan gedung yang tinggi, tetapi itu tidak dilakukan dan yang dibangun adalah KARAKTER/akhlak. Karena invest tidak akan terjadi kalau kita tidak disiplin, tidak bisa hidup sederhana , tidak memiliki komitmen dan tidak punya karakter unggul. Kenapa Rasullullah berbisnis sebelum jadi Rasul karena Bisnis adalah ilmu kehidupan. Semua akhlak terbaik harus dimiliki dalam berbisnis dan ajarannya tentang akhlak yang sempurna diakui kebenarannya sampai pada umatnya sampai sekarang.

Allah dan Rasul tidak berbicara banyak atau sedikit, tapi lapang atau sempit. Banyak orang yang penghasilannya tinggi tapi merasa sempit dan kadang benar2 sempit dibalik jeruji alias tidak berkah.

Sukses bisnis ada resepnya dan uang tidak termasuk di dalam resep bisnis.

Contohnya adalah dalam resep pisang goreng, bahan bakar/minyak tanah tidak termasuk dalam resep tapi diperlukan untuk buat pisang goreng. Terlalu sedikit (pake lilin) gak akan matang2 apalagi kalau pisang gorengnya 5. Terlalu banyak sehingga apinya besar akhirnya juga gosong. Begitu juga uang.

Uang yang terlalu sedikit untuk proyek yang besar kadang membuat proyek itu terputus di tengah jalan dan tidak jadi apa-apa.

Tapi semakin banyak uang, maka semakin banyak kesalahan berbisnis yang bisa kita tutupi. Sehingga seharusnya masalah kita bicarakan dan selesaikan tidak dibahas, tidak dipikirkan dan diselesaikan. Karena mudahnya kita mendapatkan uang, entah itu dari tabungan sendiri, pinjaman bank, pinjaman orang lain yang bunga 5%,10%,20%.

Contohnya ketika sales tidak mencapai target, ketika piutang tidak tertagih, ketika team tidak dapat menyelesaikan tugas tepat waktu, ketika pendapatan tidak dapat menutupi biaya yang harus dikeluarkan, maka dengan easy money dan easy credit anda akan merasa baik-baik saja. Ini karena selalu dapat menutup kekurangan cash flow tanpa melakukan perbaikan kinerja, sehingga rendahnya sales tidak mempengaruhi psikologi perusahaan, dan team anda seolah-olah mendapatkan pesan "mencapai target sales tidak penting di perusahaan ini"

Oleh karena itu banyak pengusaha yang memimpin bisnis dengan uangnya bukan dengan waktu dan keterampilannya.

Uang yang terlalu mudah membuat kita bodoh.

Ternyata orang yang sukses bisnis kebanyakan adalah orang yang memulai dengan modal yang sangat-sangat sedikit.

Kapan kita menggunakan hutang.

- Pada saat awal kita harus memulai dengan uang kita sendiri. Kalau uang kita tidak cukup maka kita bisa mengundang investor (bekerjasama dan berbagi hasil) seperti yang dicontohkan Rasullullah SAW.

- Ketika growth kita bisa gunakan bank.

Permasalahannya banyak orang memulai bisnis dari awal dengan bank, sehingga bisnisnya kacau balau.

Ciptakan bisnis yang sehat. Banyak orang yang ingin memulai sendiri tapi gak punya uang tidak mau mengundang investor dan cenderung memilih bank. Buat saya lebih baik punya 20% tapi diamond daripada 100% tapi sirkon. Kalau sudah berhasil kita bisa memulai dengan bisnis yang lain.

Ketika kita hutang ada 2 macam jenis hutang:

  1. GOOD DEBT (Hutang bagus) : hutang yang membuat kita lebih kaya dari sebelumnya.
  2. BAD DEBT (Hutang jelek): hutang yang harus kita tinggalkan karena akan mengantar kita menjadi orang yang lebih miskin.

Apakah semua investment debt (hutang investasi )adalah good debt?

Jika Investasi tersebut bisa membiayai dirinya sendiri kategorinya adalah GOOD DEBT.

Jika Investasi tsb tidak bisa membiayai dirinya sendiri kategorinya adalah BAD DEBT.

Salim group dan ASTRA jangan dikira tidak pernah susah, pada saat ada salah satu anak perusahaannya gak jalan, maka mereka tidak mau pusing2 mempertahankannya dengan nombokin. Mereka akan tutup, tapi kebanyakan pengusaha kalau kondisi seperti itu akan mempertahankannya mati2an dengan harapan besok2 bisa lebih untung dan mereka suntik terus modal dari hutang bank.

RIBA is always , always always BAD DEBT

Dan lawannya RIBA adalah syariah. Orang yang pakai riba pasti dan PASTI akan jatuh dan akan diperangi ALLAH dan rasulNya. Karena RIBA termasuk dosa besar, bagaimana orang yang sholat mau sukses kalau dia setiap hari selalu melakukan dosa besar. Bagi yang sudah terlanjur, HIJRAHlah .

Ada 3 kebingungan umat islam saat ini:

  1. Syariah adalah pilihan padahal syariah itu WAJIB dan RIBA itu unegotiable buat semua orang yang mengaku dirinya bertaqwa. Jika kita tidak bisa meninggalkan itu percuma kita bisnis. Kalau anda tahu undang2 perbankan yang sebenarnya pasti akan memilih bank syariah daripada bank konvensional karena hanya bank syariah yang mau menanggung kerugian nasabah sebesar pinjaman yang diberikan. Tapi hal ini tidak diungkapkan kepada para nasabah oleh bank2 yang mengaku-aku syariah. Saya punya hardcopynya kalau ada yang perlu.
  2. saya akan berhenti berhutang riba kalau sudah sukses, sama saja artinya dengan saya akan minum air putih setelah sehat dengan minum air comberan. Padahal air putih itulah yang membuat diri kita sehat.
  3. Mana ada jaman sekarang gak pakai hutang padahal dimana-mana bank itu juga RIBA. Pola pikir ini bukan hanya dimiliki para pengusaha untuk menjalankan bisnis, karyawan bilang "kapan punya mobil dan rumah kalo gak nyicil", tapi bangsa yang kaya raya ini pun pemimpinnya gak luput kecanduan ngutang. Kalau Allah dan Rasul menyatakan RIBA itu haram, maka tidak mungkin tidak disediakan jalan keluarnya. Allah Maha Mengetahui akibatnya yang begitu buruk bila orang terlilit hutang. Orang terlilit hutang riba itu kadang-kadang tidak bisa membedakan halal dan haram lagi. Segala cara bahkan yang keji sekalipun bisa dilakukan. Mereka sanggup bunuh diri, bunuh anaknya, bunuh orang lain, jual ginjal atau matanya, jual anaknya, korupsi, dll.Pokoknya Allah benar2 menghinakannya di dunia karena kita tidak mau membaca dan meyakini firman Allah. Naudzubillah. Padahal Al Quran itu adalah kitab yang tidak ada keraguan (laa raiba) didalamnya bagi yang bertaqwa.

Kenapa kita harus mengenal Bad debt dan Good Debt, karena Bad debt is slavery/perbudakan. Akhirnya Anda semua tahu niat IMF masuk ke Indonesia tidak dengan tulus. Walau kadang gak masuk akal bahwa negeri yang sangat kaya raya ini bisa kesulitan bayar hutang.